Xavi Hernandez menimbulkan dilema bagi Barcelona terkait nasib lanjutannya.
Drama kedua belah pihak memasuki babak baru setelah Xavi Hernandez memutuskan untuk bertahan.
Hal tersebut dimulai setelah sang pelatih mengkritik kondisi keuangan klub secara terbuka.
Kata-kata itu didengar Joan Laporta selaku Presiden Barcelona yang akhirnya marah besar.
Joan Laporta lalu berniat untuk memecat Xavi karena dinilai sudah mempermalukan klub.
Sang presiden kini dituntut harus berhati-hati dalam membuat keputusan besar.
Pasalnya, Barcelona akan menemui konsekuensi lanjutan dari pemecatan Xavi.
Kehilangan sang pelatih bisa sekaligus mendatangkan masalah finansial baru ke klub.
Pemecatan Xavi ternyata membutuhkan biaya pengeluaran yang tidak sedikit.
Dilansir BolaSport.com dari Marca, Barcelona terancam kehilangan 20 juta euro (sekitar Rp346,98 miliar) jika memutus kontrak Xavi.
Kompensasi untuk sang pelatih saja sudah bernilai 15 juta euro (sekitar Rp260,24 miliar).
Sementara lima juta euro (sekitar Rp86,74 miliar) lainnya harus dibayarkan Barcelona sebagai kompensasi pemecatan staf kepelatihan.
Pengeluaran ini menghalangi Barcelona untuk mencari pengganti yang sepadan.
Saat ini, La Blaugrana sudah menyiapkan sejumlah nama untuk menggantikan Xavi.
Hansi Flick yang sudah sejak lama menginginkan posisi ini sulit untuk direkrut dengan kondisi keuangan yang ada.
Pilihan untuk Barcelona tinggal tersisa Rafa Marquez yang saat ini melatih tim B mereka.
Rafa Marquez sebenarnya tergolong pelatih yang ideal seperti pendahulunya.
Jalan karier sang pelatih mirip dengan Pep Guardiola dan Luis Enrique yang melatih tim B terlebih dahulu sebelum menangani skuad utama.
Situasi ini sebenarnya bisa dihindari andai Laporta melepas Xavi setelah ia sempat memutuskan untuk hengkang.
Barcelona tidak perlu memikirkan kompensasi jika skenario pertama terjadi.
Namun, kondisi sudah jauh berbeda dan Barcelona kini harus lebih bijak mengambil keputusan soal masalah terbaru ini.
NAGA333
0 Komentar